Jangan Menyiksaku Dalam Perih.....
Ketika Aku bertemu dengannya lagi hari rabu, minggu yang lalu, sekelumit perasaan bahagia menerpa dengan tanpa ketidakpedulian, tanpa sadar aku tersenyum menatapnya ketika ia tersenyum dan tertawa dengan penampilannya yang agak kusam. Entah dia bisa membaca isyarat mataku atau tidak, karena aku tahu mata ini mengisyaratkan ribuan cinta kepadanya, entah dia bisa memahami degup jantungku atau tidak, memahami kerisauanku ketika bersamanya. Aku melangkah pergi, saling membelakangi dengan menyimpan lagi barisan foto dirinya di diriku. Membiarkan hatiku terpajang lagi wajahnya yang akan kuingat seumur hidupku.
Entah diseberang sana kekasihnya mencintai dirinya seperti aku atau tidak, tapi ketika setiap kudengar nama wanita itu disebut olehnya, ada binar cinta yang besar memancar keseluruh tubuhnya, dan itu membuatku sadar betapa aku kecil untuk sosok wanita yang kini begitu ia cintai.
Aku teringat sebuah nasehat seorang sahabatku, yang mungkin jika aku a little bit crazy I will do it that. “Lo tau Nof, masih banyak cara menuju Roma, masih ada kesempatan, ingat kan…. Sebelum janur kuning melengkung di rumahnya masih ada kesempatan untuk merebutnya.”
“Gue gak mau dan gak akan pernah mau, gue Cuma percaya jika gue melakukan itu gue akan kena karma gue sendiri.”
“bener juga, by the way jadinya gimana, nyimpen perasaan lo selamanya atau Cuma menjadi penonton di layar yang seharusnya membuat lo gak nyaman untuk menontonnya ?”
“Gue mungkin pilih dua-duanya, gak salah kan ?, lagi pula jadi penonton itu bukannya menyenangkan, menyimpan perasaan juga bukannya lebih menyenangkan, dengan sedikit ilusi untuk mencoba membahagiakan diri.”
“Gue gak nyangka, cewe aneh, gila, ancur macem lo masih punya hati…. Pantes kalo kita semua bilang lo cewe yang misterius, kita gak bisa nebak hati lo sebenernya, lo bagai punya tujuh topeng untuk tujuh peranan di kehidupan lo.” Dia tertawa di seberang sana, entah berapa kali ia bilang seperti itu kepadaku, tapi aku tahu ia menyayangi aku dengan tulus sebagai seorang sahabat.
Itu yang akan ku lakukan seperti layaknya aku dulu mencintai seorang A…., masih menyimpan foto kenangannya di memori otak kecilku dan sebuah ruang dalam lubuk hatiku yang paling dalam, jangan suruh aku membuang semuanya, karena itu akan melekat untuk selamanya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home