Remember Someone

Dari hari ke hari yang kuingat adalah seseorang yang kini menempati ruang kecil di istana hatiku, tapi walaupun begitu aku menyadari dia tidak akan menjadi salah satu bagian dari lembaran cerita hidupku, dia seakan bayang-bayang seu di gerimis pagi. diantara sejuk kasih yang menyelimuti kami. Aku punya angan untuk bisa menjadi salah satu "seseorang" terpenting di kehidupannya.

Akh... khayal tetap khayal walaupun beribu kali aku berteriak, walaupun telah kering air mata untuk merenunginya, dia tetap menjadi bagian tak terjamah. Aku ingat ketika tepat sembilan tahun yang lalu aku juga merasakan hal ini, dimana rasa cinta itu bertepuk sebelah tangan, bedanya saat itu aku beranikan diri untuk menyatakannya, berkat nasehat teman-temanku aku menyatakannya dengan secarik surat, walhasil aku tetap tidak diterima, wah masa itu masih tergores jelas dalam memoriku, dan sampai hari ini pun aku masih menyisakan satu kotak cinta yang sama untuknya. Sosok A.... yang kini hidup bahagia dengan kekasihnya.

Aku ingat kata-kata Irma teman sekelasku waktu kelas III SMU yang melihatku selalu memperhatikannya latihan taekondo setiap minggunya.

"Kapan lo akan berhenti untuk terus memperhatikannya, lo punya hari-hari sendiri, udah tiga tahun dan apa lo gak bisa lupain dia.... untuk barang satu menit aja ?" Aku masih ingat Irma menatapku heran sambil menunjuk kearahnya, mungkin ia lelah melihat sahabatnya terlalu bodoh untuk mencari cinta yang tak pasti

"gue akan berhenti ketika dia telah mendapatkan cinta sejatinya, mungkin gue bukan bagian dari cinta itu, atau gue bukan perebut dari cinta itu, tapi gue akan tetap membayanginya untuk sekedar mengobati rasa kangen gue. Gak peduli dia udah punya cewe ataupun nggak, yang pasti gue akan selalu di pojok untuk melihatnya."

"Bodoh.... Lo terlalu bego Nof." Itu kata yang diutarakannya, bukan hanya dia, banyak yang udah menyatakan itu kepadaku. Bodoh, bego, idiot dan apalah lagi bunyinya.

Dan kini pun aku kembali bodoh, menjadi satu bagian buku yang ditaruh di meja yang bukan untuk di toreh dengan kata-kata indah tiap harinya, tapi hanya ketika aku membutuhkannya, maka buku itu akan ia buka. Dengan segenap kegalauan yang menerpa, aku pun butuh tempat untuk mencurahkan segala isi hatiku. Dan pada hari sabtu yang lalu aku mencurahkan semua isi hatiku pada kedua sahabatku, dan terima kasih untuk mereka untuk nasehat-nasehatnya dan untuk Buna tercinta sori udah ngerepoti nelpon berjam-jam padahal si kecil pengen main sama ibunya.

Satu komentar sahabatku Artur yang mengingatkan komentarnya juga terhadapku.
"Ternyata lo masih cewe yang normal, masih suka cowo.... hahahhahaha... bagus deh, gue kira lo punya kelainan karena cuma suka sama komputer." Begitu celotehnya ketika aku menelponnya ketika dia masih terlelap dalam tidurnya. Walaupun tak bisa bicara banyak dengannya aku mendapatkan semacam spirit lewat dia.

Untuk seseorang disana, aku hanya ingin bilang, aku mencoba untuk tidak melupakanmu, karena kamu bagian terindah yang pernah singgah.... Aku akan memberi karpet doaku untuk setiap jengkal langkah hidupmu.... Be Happy with her... for now and forever.