Dunia, kereta itu masih berputar.....
Senangnya tulisanku di masukkan kedalam KRL mania lagi... hheheheh simak ya, judulnya
Dunia, kereta itu masih berputar.....
KRLmania.com,
Akhirnya ada kesempatan untuk naik kereta lagi. Waktu sudah menunjukkan angka tujuh tiga puluh menit ketika dengan tenang aku berjalan menuju stasiun Cawang, menuruni tangga sambil melihat sekeliling, melihat detail stasiun yang sudah aku kenal selama tujuh tahun itu.
Tangga yang sama, tapi ada sedikit tambahan bolongan-bolongan baru di sana-sini, sehingga harus berhati-hati untuk menuruninya. Di saat remang malam sehabis melakukan meeting kecil dengan seorang kolega di Bank Bukopin beberapa hari yang lalu.
Sangat antusias ketika dia menyarankan aku untuk pulang dengan menggunakan kereta api. Tanpa ragu langsung menuju stasiun dan akhirnya bisa melihat lagi sudut-sudut yang ada di stasiun ini.
Sebuah peron yang sudah akrab di mataku kini dijejalkan lagi dalam memoriku,yang mencoba menterjemahkan keanehanku ketika melihat sepinya pedagang kaki lima di sana, yang biasanya selalu ramai.
Tetapi tetap saja jejalan para penumpang tampak di sana-sini. Pemandangan baru lagi untukku ketika melihat adanya pembatas di atas peron, dengan alasan untuk mengantisipasi para penumpang kereta yang naik di atas badan kereta. Sungguh mengenaskan hal ini terjadi terus-menerus walau segala upaya sudah dilakukan. Tetapi jika saja PT KAI bisa lebih bijak menanggapi ini dengan memperbanyak armada Kereta api di jam-jam sibuk, mungkin bisa mengantisipasi semua keadaan ini.
Banyak nyawa yang telah terengut sia-sia karena situasi ini, entah karena kebandelan mereka atau keadaan kereta yang tidak memungkinkan mereka untuk berada di dalam kereta, walaupun berdesakkan, sempit, panas atau apalah yang terjadi di dalam yang telah kita sama-sama tahu.
Aku mencoba mencermati dan menelusuri peron ke arah Bogor. Mataku mencari-cari teman-teman yang mungkin bisa kutemui di saat yang berharga itu. Dan benar saja aku bertemu dengan para pedagang kaki lima di sana yang sudah mengenaliku.
Banyak di antara mereka yang menghilang karena mereka memiliki pekerjaan lain, atau bahkan bertemu dengan orang yang mengenalku, tetapi aku sendiri lupa siapa orang tersebut.
Dinamika suasana di dalam kereta pun aku nikmati dengan sungguh-sungguh, dan ini akan ku temui lagi nantinya, tentunya jika aku bisa di terima untuk menuntut pendidikan lebih tinggi lagi di sebuah Universitas di Jakarta Selatan, ini akan menjadi pemandanganku setiap akhir minggu.
Akan banyak lagi memori baru untuk cerita keretaku yang tidak berubah, yang akan kujejalkan dengan rapi, untuk dikenang dan tepatnya untuk melihat sejengkal perubahan. Memori yang indah untuk dikenang, kadang menjengkelkan, menyedihkan, mengesalkan atau ribuan rasa lainnya yang bisa terajut dalam sebuah perjalanan dalam kereta Depok-Jakarta.
(nofri)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home