Jakarta dan Dunia mereka yang bebas dan wajah Jakarta setiap Ramadhan
Yang pastinya tinggal di Jakarta mungkin udah tau yah tentang masalah-masalah yang ada di ibukota negara ini, selain terkenal dengan kemacetannya, polusi yang ditimbulkan dan juga kekejaman ibukota ini dalam menjamu tamu-tamunya.
Jakarta dengan raut yang sangat pincang, kamu bisa liat sisi-sisi yang beda, bahkan teramat beda, layaknya hitam dan putih, ada berbagai macam orang di dalamnya, gaya hidup yang mungkin bisa bikin lo pusing dibuatnya.
Gimana gak, gaya kehidupan masyarakat kota sekarang ini bisa dikatakan sudah sangat mengikuti kehidupan barat, ok kalau kita bicara tentang kehidupan barat pasti ada sisi positif dan negatifnya, positifnya mereka hidup teratur dan disiplin, tetapi banyak gaya kehidupan mereka yang jauh dari norma-norma agama yang mayoritas di Indonesia.
Gue punya banyak temen yang ternyata terjerembab dalam kehidupan dan gaya anak kota yang luar biasa bebas, mereka cenderung berfikir untuk tidak memikirkan orang lain, tapi untunglah beberapa temen gue masih care sama temennya sendiri.
Tapi jangan salah temen kadang bisa jadi lawan loh, kalau mereka sampai membuat kita ikutan gaya mereka yang ancur pastinya kita bisa ikut ancur, jadi cari temen di Jakarta itu sulit banget, karena kalau gak pinter-pinter lo pasti di jeruji sama hal-hal yang melanggar norma-norma itu.
Ya emang tergantung orangnya seh, tapi rata-rata orang lebih menghormati temennya dari pada keluarganya, dan inilah yang menyebabkan lingkungan sangat mempengaruhi gaya fikir dan pola kehidupan orang.
Sekarang kalau kita mau cek lebih dalam, apa seh yang gak ada di Jakarta, semua ada, apapun itu dari barang halal sampe yang haram, narkoba misalnya, gue termasuk yang suka survey temen-temen gue yang terkena narkoba, bahkan saudara gue sendiri meninggal karenanya, banyak temen gue masuk RSKO gara-gara barang haram itu.
Gak dipungkiri masalah merupakan pokok dari usaha coba-coba menghapuskannya dengan menggunakan barang-barang yang disebut "SURGA DUNIA" itu, nah sekarang gue udah beberapa hari bolak-balik ke kuningan dan gue liat gaya pekerja yang ada disana, memang beda dengan gaya gue.
Berganti pasangan, tukeran pasangan, atau yang lainnya hingga pesta ORGI pun bisa di dengar dari kalangan pekerja disini. Awalnya gue pikir itu gosip aja, karena ya lo biasa liat orang yang kerja di daerah segi tiga emas, adalah orang-orang yang berinteligent tinggi, pasti mereka bisa membedakan antara yang baik dan benar.
Gue punya temen baru yang memang kerja juga di daerah ini, kita berbagi cerita sekalian gue pengen tau segila apaseh Jakarta, wajah apa dibalik keglamoran dia, gue pengen tahu sisi gelap dari Jakarta, kalau gue liat di TV, denger radio, segila apa Jakarta itu mungkin masih terlalu general, tapi kalau gue bisa sharing sama orang yang emang terjun di dalamnya, gue akan merasa puas banget.
Dan ternyata rumors yang gue denger bener, kecendrungan orang untuk gaya hidup bebas sangat ada disini, baik untuk have fun, untuk pelampiasan aja, atau emang sebagai kebutuhan biologis yang dianggap "SANGAT WAJAR" oleh mereka, gue dengernya aja sampe serem.
Kalau di bilang gue punya temen yang bergaya hidup bebas memang ada, tapi gue termasuk temen paling cuek kalau masalah gituan. Mungkin itu juga faktor dari kehidupan Jakarta yang kena digue, CUEK sama apapun pekerjaan temen-temen gue yang bergaya hidup bebas seperti itu, bukan gak peduli sebenarnya, dan beberapa diantara orang-orang selain gue pun berfikiran hal yang sama, bahwa ketidakpedulian kita kepada merka bukan hal karena kita tak peduli, tapi usaha untuk mendewasakan mereka untuk tahu tentang rasa malu, dan tanggung jawab.
Jakarta menghasilkan satu demi satu generasi yang rusak, tapi ketimpangan antara generasi yang normal, sukses dan rusak sangat nyata disini, bahkan kalangan yang berintelektual tinggipun "MENIKMATI" gaya hidup seperti ini.
Dunia memang udah gila, gue kadang suka jadi tempat curhat temen gue yang suka melakukan hal-hal melenceng dalam hidup mereka, baik yang suka narkoba, maupun hidup bebas, tapi yang pasti sebagai penasehat itu baik, tapi sebagai pelaku gue gak mau... Gue takut sama kemarahan Allah pertama, kekecewaan keluarga gue dan lain sebagainya.
Dan gue bisa liat akibat dari pelaku-pelaku tersebut, kebinggungan mereka ketika masalah akibat perbuatan mereka timbul sampai kerepotan mereka mencoba memecahkannya bersama-sama dengan gue. Untunglah sekarang salah seorang sahabat gue udah gak melakukan gaya hidup bebas lagi, kini dengan ikatan pernikahan resmi membuat gue bisa tersenyum.Gue dulu sering dibilang cerewet kalau temen gue curhat, karena pastinya ada wejangan-wejangan kaya "ORANG TUA" yang bikin mereka sebel.
Tapi itu bukti bahwa gue care sama temen-temen gue, dan gue gak mau Jakarta membuat mereka terbuai dalam mimpi sebentar saja.
Nah sekarang udah mau puasa, dalam hitungan hari kita akan merasakan indahnya Ramadhan, keadaan Ramadhan hanya sekali setahun di rasakan tapi lo tau gak seh kalau feelnya itu kian hambar, lo bisa liat di sekitar lo, masih banyak orang yang gak mau untuk menunaikan ibadah satu ini, dengan alasan tertentu hingga mencoba membuatnya "MAKE SENSE".
Dan kalau sudah mencapai hari raya, seakan bukan hanya hari fitrah tertapi adalah hari pengumuman bahwa "KEBEBASAN KEMBALI DIMULAI" inilah Jakarta yang gue tangkap saat ini, entah seperti apa wajah Jakarta nanti, atau seperti apakah Jakarta di Ramadhan kali ini, dan sesudah Ramadhan usai?
Dan gue gak akan berhenti untuk melirik dunia hitam di Jakarta, kesuksesan demi kesuksesan yang juga menghadirkan pesta-pesta yang melanggar norma, dan seperti apa kamu menanggapi gaya hidup Jakarta, apakah kamu salah satu orang yang mencintai gaya hidup yang sama atau memiliki alur lain yang melenceng dari ini.
Selamat datang Ramadhan... semoga Ramadhan membuat kita menjadi manusia-manusia lebih baik dan bisa membuat Jakarta lebih baik juga.
Gemakan nafas Ramadhan bukan hanya saat Ramadhan tiba, kegembiraan Ramadhan haruslah berirama dengan nafas kita, hari ini, esok dan selamanya...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home