Adakah kau berhenti
Sebuah khayal cerita
Tak ada yang bisa mengerti selain helaian-helaian mimpi yang kerap datang, mimpi yang seharusnya tak boleh terjadi bahkan dalam sebuah areal ilusi sekalipun. Aku memimpikannya lagi dan lagi.... bukankah di otakku sudah terpasang sebuah program yang memerintahkannya untuk menghentikan aktifitas gila dan aneh itu. Tapi malah dunia kecil yang tak biasa tersntuh olehku, ia datang seiring rutinitasku dalam harap mencari jalan untuk beristirahat, menghilangkan penat yang membuatku tak sanggup untuk terus membuka mata.
Kenapa alam bawah sadarku belum bisa mengerti ketidakinginanku untuk mengingatnya, apakah tak ada jalan untukku untuk melupakannya. Mama memang tak lagi aku jadikan temanku untuk saling bertukar cerita tentang masalah ini. tetapi walau begitu Mama agak kurang suka jika aku menyebutkan namanya walaupun hanya sekedar informasi atau kabar baru tentangnya. mungkin beliau tak ingin melihatku sedih.
Mencintai dengan sia-sia itu mungkin bisa dijadikan alasan mengapa beliau menginginkanku untuk melupakannya tetapi tidak untuk membencinya. Karena aku pun sendiri tak sanggup untuk membencinya. Seperti layaknya aku berdiri menatapnya dikala ia terlelap dalam mimpi indahnya bersama kekasih hatinya, aku hanya bisa berdiri dan terus melihat wajah polosnya yang ingin kusimpan dalam-dalam, rasa hati ingin berteriak dengan derai air mata yang tak mau berhenti.... dan mengatakannya dengan lantang bahwa Aku masih mencintainya seperti layaknya dulu aku begitu mencintainya, bersyukur Allah telah mempertemukan Aku dengannya, semua kerahasian Allah yang tak bisa aku tebak hingga saat ini. Khayal yang semuanya aku hentikan dengan segenap daya upayaku, bahkan dengan segala sisa-siasa tenagaku, tapi seakan bayangannya pun tak bisa pergi dan menjauh dariku, semua tentang dirinya berlarian semakin dekat denganku.
Cinta ??? apa makna itu begitu penting ??? Khayal cinta ini telah membuatku lelah. Aku terus dalam sebuah kolam tanpa dasar dan aku semakin terpuruk didalamnya. Sang punjangga ini memang sedang tak bisa berfikir, sang pujangga ini terjebak dalam sebuah cinta abadi yang tak bisa ia keluarkan dalam setiap aliran darahnya. Allah bisakah kau menghentikan aku untuk mencintainya. Memberikan aku sebuah pengganti yang lebih baik, pengganti yang akan membuat aku nyaman bersamanya, nyaman untuk membagi semua yang aku punya, memberi yang terbaik dengan segala kemampuanku.
"Berhentilah jika kau rasa itu sudah perlu" Aku mencoba mencerna kata-kata sahabatku, apakah aku harus berhenti?? apakah aku bisa berhenti?? dengan semua keindahan yang semakin membuatku mencintainya, dengan sebuah rangkaian kekalutan dimana ia ada untuk selalu membuatku tersenyum, memberi berkas yang seakan tak bisa untuk dihapuskan, dengan sentuhan-sentuhan kecilnya telah membuatku memantapkan perasaanku kepadanya. Mengapa harus lebih parah lagi ??
Aku ingin semakin berlari, menjauh dari dunia yang membuatku semakin tersisih..... Malam kenapa kau selalu berganti siang??? Hari kenapa kau tak cepat pergi dariku.... meninggalkan lebih cepat, tahun lebih cepat lagi..... aku hanya ingin lepas dari waktu ini... Lepas dari derita cinta ini dari sebuah kecintaan bodoh yang aneh... seakan tak ada akhir untukku berjalan tanpa bayangannya sedikitpun.